Backpackeran (katanya) to Jogjakarta (Part 2)
Hari
kedua dijogja. Pagi ini udara cukup dingin. Mungkin karena hujan semalam. Teman2
yang lain masih tidur dengan nyenyaknya
di selasar masjid. Saya mencoba berkeliling sebentar, mencoba mencari
sesuatu yang bisa mengisi perut yang lapar ini. Tepat di pengkolan jalan ada
penjual kue, lebih mirip roti, lumayan buat mengganjal perut. Tak lama kemudian, teman2 sudah
pada bangun dan siap melanjutkan perjalanan. Rencananya hari ini kita akan ke
pantai. Bukan parangritis. Parangritis (katanya) sudah tidak nyaman lagi buat
bersantai, mungkin karena kotor akibat sampah para pengunjung yang membludak.
Dan akhirnya kami memutuskan ke pantai paling selatan di Jogja, Pantai
Indrayanti.
Karena
diantara kami belum ada yang pernah ke Jogja sebelumnya, apalagi pantainya.
Akhirnya, kami sepakat untuk menyewa sebuah mobil untuk perjalanan ke pantai
Indrayanti –yang kata orang jogja ditempuh kurang lebih 3 jam. Pencarian mobil
rental pun dimulai. Sampai waktu zuhur tiba mobil rental belum juga kami
temukan. Cukup sulit memang karena pihak rental mobil tidak begitu berani
menyewakan mobilnya kepada orang luar kota jogja apalagi tujuannya di luar
kota. Mereka tidak berani mengambil resiko. Hampir putus asa, opay menyarankan
untuk ke pantai parangritis saja yang masih dalam area kota Jogja. Semua
mengiyakan walaupun sebenarnya dalam hati ada perasaan kecewa. “Ya, daripada
tidak sama sekali”, pikir saya saat itu.
Siang
itu, terik matahari begitu terasa. Di jalan malioboro sedang ada parade dari
salah satu produsen teh di kota Jogja. Keren! Saat itu saya lagi smsan dengan
seorang teman yang kuliah di Jogja, Syari. Akhirnya, asa itu muncul kembali
setelah syari memberi informasi kalau di dekat kosannya, ada rental mobil yang
bisa dibawa kemanapun dengan persyaratan yang mudah. Alhamdulillah. Singkat
cerita, kami pun berhasil menyewa mobil berkat bantuan syari. Thanks ya ri :)
Jam
digital di dek mobil menunjukkan jam 3. Sedikit lagi waktu ashar. Kami pun
berhenti di SPBU di daerah lingkar timur. Saya baru teringat kalau ternyata
saya belum shalat zuhur -_-“ jadinya sholat ashar itu di jamak takhir dengan
berjamaah. Beres sholat saya mencoba menyetir mobil, dan hasilnya gagal! Saya
beralasan sama opay kalau kopling mobil ini kurang baik, padahal sebenarnya
saya yang belum begitu lancar menyetir. Haha padahal sewaktu di Palu saya sudah
mulai lancar membawa mobil walaupun sembunyi-sembunyi dari papa :D *ssttt
Didalam
mobil, saya duduk disamping opay yang lebih lancar menyetir. Dikursi tengah ada
teh rini, teh nova dan teh titik, sementara dikursi belakang ditempati teh
intan, teh dewi dan teh unik. Untungnya cuma delapan orang yang ikut, gak
kebayang kalo lebih. Sepanjang perjalanan ke pantai Indrayanti, kami disuguhi
pemandangan yang luar biasa. Apalagi
saat memasuki kabupaten Gunung Kidul. Sawah, hutan, dan pedesaan yang
kami lewati sayang untuk dilewatkan mata. Dan yang paling tidak boleh
terlewatkan adalah : kembang desa nya. Hahaha *abaikan*
Jalanan
menuju ke Gunung Kidul mengingatkan saya ketika berkunjung ke kabupaten Luwuk beberapa
bulan yang lalu. Benar-benar mirip. Belokan-belokan khas pegunungan ini
membangkitkan memori itu :) dan tak terasa sudah 3 jam saya duduk,
memperhatikan pemandangan diluar sambil mendengar cerita dan gossip dari teteh2
ya duduk dibelakang :p
Suara
ombak samar-samar mulai terdengar. Suara yang dulu setiap hari bisa saya nikmati. Teteh2 yang sepanjang perjalanan tak pernah
diam tiba-tiba berteriak berbarengan, “ Pantaaaaaaii...” opay melambatkan laju
mobil sambil membuka kaca. Dan benar saja, disebelah kanan kami, diantara
gunung-gunung itu pantai berwarna biru menampilkan pesonanya ditemani langit
yang berwarna oranye dengan matahari yang hampir tenggelam. There is a wonderful
sunset! I’m serious.
[to
be continued on Part 3...]
Komentar
Posting Komentar