Meet Ust. Felix Siauw
Hari ini hari minggu. Hari yang tepat untuk berleha-leha
dikosan atau sekedar mencuci pakaian yang sudah menumpuk. Tapi khusus untuk
hari minggu ini, saya membatalkan niat untuk beristirahat dikosan. Ada sesuatu
yang lebih menarik : di Bandung lagi ada kajian yang menghadirkan Ust. Felix
Siauw, salah seorang pendakwah favorit saya. Belum lama memang saya mengenal
sosok Ust. Felix, pertama kali saya mengetahui beliau dari Twitter, dengan twit-twit dakwah nya yang kreatif.
Cara berdakwahnya yang kreatif dan mengena inilah yang membuat saya semakin
tertarik dengan seorang Felix Siauw.
Minggu pagi saya berangkat ke Pusdai, tempat dimana kajian
itu dilaksanakan. Berniat datang lebih awal dengan harapan bisa duduk didepan.
Sayangnya angkot yang membawa saya kesana tidak terlalu bisa diharapkan. Setelah
sempat salah turun dari angkot (-__-) akhirnya sampai juga di Pusdai walaupun
telat 1 setengah jam.
Saya melangkahkan kaki dengan cepat ke aula serbaguna, dari
dalam terdengar komando dan disusul dengan takbir yang bergema. Sepertinya Ust.
Felix baru saja mulai. Ternyata benar, slide presentasinya masih di slide awal.
Sayangnya saya kebagian duduk dibelakang, walaupun tidak begitu mentok
dibelakang. Tampak Ust. Felix dengan rambut khasnya mulai menyapa peserta yang
hadir didalam ruangan.
Seperti yang saya
bayangkan sebelumnya, pesertanya adalah aktivis dakwah kampus yang berasal dari
berbagai Perguruan Tinggi di Bandung. Masih muda semua. Barisan peserta akhwat
(wanita) dipisah dengan kursi yang kaitkan dengan tali rafia. Saya sempat berpikir telah datang di acara yang salah, saya
bukanlah seorang aktivis dakwah kampus, walaupun memang sempat menjadi anggota
DKM Kampus disemester awal, saya belum bisa dikatakan seorang aktivis dakwah
kampus.
Apa yang saya harapkan dari seorang Felix Siauw benar-benar
terjadi, kali ini dia menyampaikan materi mengenai penaklukan kota
Konstantinopel 1453 oleh seorang pemuda 21 tahun : Mehmed II atau Muhammad
al-Fatih. Penyampaiannya yang ringan tapi berisi membuat semua peserta antusias.
Jarang ada kajian tentang agama seperti ini yang membuat pesertanya tidak
mengantuk (:D). Cerita mengenai Al- Fatih sudah sering saya dengar dari Beliau,
melalui akun sosmed nya. Tapi tentu suasananya akan berbeda jika duduk dan
menyimak langsung cerita ini.
Secara umum, sda tiga jenis visi menurut Ust Felix :
1. Visi orang biasa : yang melihat dengan matanya,
dan mengikuti apa yang sudah jelas dan dilihat oleh indera nya.
2 2. Visi Pebisnis : meilhat dengan pikiran,
maksudnya mereka melihat yang belum orang lain liat dengan matanya.
3 3. Visi Iman : inilah visi orang-orang beriman
jaman dahulu. Seperti Muhammad Al-fatih sendiri
Dakwah kreatif Ust. Felix membuatnya semakin banyak dikenal oleh masyarakat. Indonesia butuh Ust. Felix lebih banyak untuk menyelamatkan negeri ini dari paham-paham menyesatkan : seperti kapitalisme, sekularisme, puralisme dsb. Terimakasih ya Allah engkau menghadirkan sosok Ust. Felix ditengah2 masyarakat Indonesia ditengah krisis pemahaman Islam.
Komentar
Posting Komentar