Kini Bermata Empat
Ini semua
berawal ketika saya mengikuti kelas Bahasa Indonesia di semester pertama. Ada
yang tidak biasa dari tulisan Dosen waktu itu. Saya merasa kesulitan dan harus
memicingkan mata untuk melihat tulisan di whiteboard yang memang terlihat agak buram.
Entah karena tulisannya seperti tulisan
dokter atau memang ada yang salah dengan mata saya. Ternyata kejadian seperti
ini tidak hanya terjadi sekali dua kali, tapi terus berlanjut dikelas-kelas
lain. Saya yang kadang harus meminjam
kacamata teman untuk melihat objek yang berada jauh didepan, dan juga kadang harus rela dibilang sombong ketika ada teman yang memanggil dari kejauhan dan saya abaikan karena memang saya tidak bisa mengenali nya. Haha. Inilah yang membuat saya semakin
yakin bahwa memang ada yang salah dengan
kedua bola mata saya .
Saya sadar kini mata saya bermetamorfosis menjadi minus, dan harus berkacamata. Tidak pernah
terbayangkan sebelumnya, saya harus mengenakan kacamata kemana-mana. Mengira bahwa
semua yang diberikan Nya akan abadi, ternyata salah besar. Akan selalu ada saat
seperti ini, saat dimana kita harus ikhlas dengan keputusan Nya. Lagipula masih begitu
banyak hal yang perlu disyukuri, bukankah Allah sering ‘menantang’ –manusia yang kadang sombong
ini –dengan firman Nya : “Nikmat tuhan Mu yang manakah yang kamu dustakan?”
Ya, fix, kini
saya berkacamata. Melihat dunia dengan 4 mata. Karena ini pertama kalinya saya berkacamata,
maka model pertama harus yang special. Dan pilihan itu jatuh ke kacamata yang
sering dipakai oleh salah satu idola saya, Marty Natalegawa, yang sekarang menjabat sebagai Menteri Luar
Negeri Republik Indonesia. Walaupun
memang awalnya kelihatan aneh, tapi saya abaikan saja. Setidaknya saya pernah dikomentari
seorang teman yang katanya saya kelihatan lebih dewasa dengan kacamata ini.
Haha
Komentar
Posting Komentar