Gunung Cikurai, 2818 mdpl
Kabupaten Garut ternyata tidak hanya terkenal dengan
dodol, chocodot atau domba nya saja. Bagi para traveller lokal dan komunitas
pecinta alam, Garut juga dikenal dengan tempat2nya yang indah. Salah satunya :
Gunung Cikurai, yang berdiri gagah di tengah kabupaten Garut, Jawa Barat. Saya
dan teman teman berkesempatan untuk mendaki dan menikmati cikurai yang memang menyimpan
keindahan alam, yang tidak kalah dengan gunung2 lain di Indonesia.
Start point pendakian cikurai berada di desa cilawu, Garut.
Sekitar sejam berkendaraan dari Jatinangor. Dari cilawu, trek awal bisa diakses
dengan motor/mobil, walaupun memang medannya agak sulit karena jalanan yang
berbatu. Penting untuk memastikan kendaraan sudah di service , dan tidak disarankan menggunakan motor matic, apalagi
motor tua keluaran tahun 80an kebawah,
di trek awal ini sudah pasti mogok duluan --seperti pengalaman teman saya :p
Oh FYI, jika berniat mendaki gunung ini, hati
hati dengan calo yang kadang ‘menyesatkan’ pendaki. Pengalaman saya dan
teman-teman kemarin, kami diinformasikan jalur trek yang salah, dan ditengah kebingungan kami, mereka akan datang sebagai 'pemandu penyelamat' yang ujung-ujungnya minta bayaran -_-. Solusi ampuh untuk
menghindari ini tidak terjadi adalah ajak seorang teman yang tahu jalan dan
pernah mendaki cikurai sebelumnya.
Tiba di pemancar, dimana start point pendakian sebenarnya dimulai dari sini. Dari sini trek dimulai
dengan berjalan dan mendaki. Dari pemancar pemandangan sudah cukup keren.
Gemerlap cahaya lampu dibawah sana juga nyaman untuk dinikmati. Di ketinggian
ini sudah ada bangunan semi permanen yang berdiri, dan beberapa pemancar
stasiun televisi. Ada warung kecil juga. Lengkap.
Sekitar jam 2 tengah malam kami memulai
pendakian. Plan awal kami memang akan
melakukan pendakian di malam hari, katanya biar tidak down ketika melihat treknya. Haha
Trek awalnya lumayan nanjak, dengan beban
carrier yang juga berat. Karena malam hari, kami tidak bisa menikmati
pemandangan alamnya, tapi saya tetap bisa merasakan di menit awal, kami
melewati kebun teh yang sangat luas. Berjalan 10 menit saja cukup membuat nafas
jadi tidak teratur, kalau sudah begini istirahat pun harus dilakukan. Malam itu
akhirnya kami ‘tepar’ di trek antara pos 3 dan pos 4. Tanpa tenda, kami tidur
begitu saja dengan beralaskan carrier. Saat itu kami sudah tidak peduli dengan
hewan2 kecil yang mungkin berkeliaran di sekitar, mungkin dikalahkan dengan
rasa kantuk yang tak tertahankan.
Setelah pagi tiba, kami langsung melanjutkan
pendakian, trek cikurai sebenarnya tidak begitu sulit, hanya memang cukup jauh
sehingga butuh energi lebih dan persendian yang kuat. Doping gula merah menjadi
andalan kami selama pendakian. Saat di pos 7 –dimana saya mengira sudah tiba
dipuncak, rasa lelah berada di titik klimaks. Disini mulai banyak godaan untuk
menyerah dan berhenti sampai disini saja. Padahal puncak tidak lama lagi. Tapi
setelah dipikir pikir, perjalanan sudah sejauh ini dan harus tetap move on!
Disinilah letak kenikmatan mendaki gunung : melawan diri sendiri dan menemukan
banyak filosofi kehidupan. #fuh
What? |
Setelah mendaki kurang lebih 7-8 jam, akhirnya kami tiba di puncak cikurai! Yeah. Duaribu delapan ratus delapan belas meter
diatas permukaan laut, bro! Sebuah pencapaian dan rekor baru pendakian!
Haha Sampai dipuncak ternyata tidak sesepi seperti yang saya bayangkan. Banyak
pendaki lain ternyata. Tenda tenda pendaki berdiri ditengah dinginnya udara di
puncak. Tidak seperti di Manglayang, pemandangan disini bisa dinikmati
dari 4 arah! Seriusan 4 arah! Kalau sebelumnya cuma bisa mendengar istilah
‘samudra diatas awan’, kali ini saya pun berkesempatan menyaksikan langsung dan menikmati ‘samudra
di atas awan’ itu. Matahari sore itu benar-benar indah, warna kemerahan dipadu
dengan awan yang putih bersih. Sore yang indah sekali (:
*speechless |
Malam hari di Cikurai berlalu dan berganti
dengan Pagi. Cahaya matahari pagi mulai masuk ke dalam tenda kami. Kami bersiap
dan prepare untuk turun dari Cikurai. Setelah menikmati sarapan pagi dan berdoa bersama, perjalanan balik pun dimulai. Perjalanan turun ternyata lebih cepat 2
kali dibanding waktu naik. Cuma butuh waktu 2-3 jam! Pemandangan yang disuguhi sewaktu
turun juga sangat beragam, hutan belantara, rawa dan perkebunan teh. Rasanya
ingin sekali menikmati perjalan turun ini lebih lama (:
Komentar
Posting Komentar