Gratitude Moment
Momen syukur itu bisa terjadi kapan saja. Bisa dadakan
ataupun disengaja. Bersyukur untuk segala sesuatu yang telah diberikan secara
‘gratis’ oleh tuhan dalam hidup kita. Pernahkah kita meminta mulut yang bisa
berbicara? Atau mata yang bisa melihat? Telinga yang bisa mendengar? Jantung
yang terus berdetak memompa darah, atau rambut yang tumbuh diatas kepala?
Mungkin kita tidak pernah minta, tapi Allah sudah berikan kepada kita. Saya
baru saja selesai mengunjungi teman yang sedang dirawat di Rumah Sakit. Melihat
begitu banyak orang yang harus berjuang melawan penyakit yang menyerang
tubuhnya. Seketika juga rasa syukur itu menyerang dada. Ya Allah, terimakasih
untuk nikmat kesehatan yang tiada harganya ini.
Allah swt sering mengulang-ngulang pertanyaan sekaligus
peringatan ini : “Maka nikmat tuhanMu manakah yang kamu dustakan?” bahkan sampai
diulang lebih dari 31 kali dalam Surah Ar Rahman. Subhanallah. Sungguh sangat banyak nikmat
yang patut kita syukuri. Kadang suka sedih kalau satu hari terlewat begitu saja
tanpa bersyukur, apalagi sampai mengeluh karena belum dapat sesuatu yang kita
ingingkan dan akhirnya jadi kufur nikmat, naudzubillah. Bersyukur untuk apapun,
bahkan untuk hal yang menurut kita paling sederhana sekalipun. Bayangkan saja,
kalau Allah mencabut satu saja nikmatNya dari diri kita, betapa akan tersiksa
diri kita. Memang benar kalau ada yang bilang manusia tidak pernah ada puasnya.
Kalau kata Ust Yusuf Mansur, jangan berfokus kepada hal yang belum kita miliki (sebenarnya boleh saja sebagai pelecut semangat biar makin
giat beribadah kepada Allah), tapi konsen lah ke hal-hal yang sudah ada dalam
hidup kita. Terdengar klise memang tapi sebenarnya powerfull.
Satu lagi kehebatan dari syukur ini adalah, kita bakal dapat
‘lebih’ dari Allah kalau kita sering-sering bersyukur. Nikmat akan ditambah
berlipat-lipat. Bersyukur juga produce a feeling
good dan akhirnya kita menjalani hari dengan lebih perasaan ringan dan nyaman.
Persis seperti konsep the law of
attraction yang popular itu. Bersyukur tidak cuma bisa dilakukan
dengan lisan, tapi dengan perbuatan. Contohnya dengan menggunakan seluruh
potensi yang telah diberikan kepada kita dengan sebaik-baiknya untuk berkarya, bermanfaat bagi agama dan orang banyak. (tsah)
Selesai mengunjungi teman saya yang sakit, memberikan saya banyak
pelajaran tentang syukur. Mungkin memang harus sering-sering ke Rumah sakit
biar sering bersyukur :D dengan melihat orang lain dengan kondisi terbaring
lemah tak berdaya akan menyadarkan kita betapa mahalnya kesehatan. Kalau kita
yang sehat punya tujuan yang banyak, maka orang sakit hanya punya satu tujuan:
sembuh dan kembali sehat. Ya Allah, my
lord thanks for everything that you give in my life! #fullgratitude
Komentar
Posting Komentar