[Part of History] Crowded
“a tolong yang didepan suruh maju, ini udah ga bisa gerak lagi a”
Seorang penonton yang berdiri didekat
pagar pembatas memelas mencoba bernegosiasi. Depan stage sudah sangat padat,
stuck. Beberapa pemuda lain mencoba menerobos, tapi dihalang-halangi oleh penonton
yang sudah stand by lebih dulu. Padahal
sore tadi belum sepadat ini, penyebabnya adalah Arina, vokalis Mocca yang baru
saja menyanyikan lagu pertamanya. Swinging friends yang sudah standby dari siang terlihat sangat
semangat ikut bernyanyi bersama Mocca. Ini dia perform mocca pertama setelah
kepulangan Arina dari Singapura.
Saya ikut menyaksikan, lagipula
ini pertama kalinya saya melihat Arina dkk perform secara langsung. Tidak bisa
dipungkiri lagi, Mocca memang band ‘berbahaya’ yang karya-karyanya sudah diakui
dunia. Konsentrasi saya buyar saat penonton
yang tadi kembali meminta saya untuk mengarahkan massa kedepan, kali ini
dibantu teman disebelahnya. Saya hanya bisa mengiyakan sambil mencoba memberi solusi,
“keluar aja a, nanti masuk lewat sana
soalnya masih banyak tempat yang kosong”. Apa mau dikata, penonton di ruang
pertunjukan membludak setelah break shalat Maghrib tadi. Pagar pembatas
penonton kini menggeser menutupi jalan akses ke tribun VIP, membuat sedikit cemas
karena Rektor dan jajarannya akan melewati jalur ini.
Segera keputusan dibuat, pintu
masuk selatan akhirnya dibuka, perlahan distribusi penonton mulai merata
diberbagai sudut ruangan. Kursi kursi di tribun sudah hampir terisi semua. Jalan
masuk VIP yang tadinya tertutup diganjal dengan kursi. beberapa bodyguard
berbadan kekar membatu mendorong pagar pembatas kembali ketempatnya semula.
David 'Naif' beraksi di Coopfest |
Diluar ruang pertunjukan juga tidak
kalah padat, penonton mengantri sampai ke badan jalan. Penonton dari luar terlihat
tergesa-gesa masuk ke dalam venue. Seolah tak ingin ketinggalan penampilan
idolanya. Kebanyakan mereka mengenakan gelang berwarna merah dilengannya. Tanda
masuk yang harus dimiliki setiap penonton. Didekat pintu masuk utama, terdapat
lorong yang berisi sejarah dan pengetahuan umum tentang Koperasi. Di exhibition
hall, ada banyak booth yang menjual makanan dan minuman, juga booth pameran
dari Koperasi dan UKM. Sebagian penonton duduk di sudut ruangan, bercengkrama bersama
temannya.
Tidak lama kemudian antrian kembali terjadi di pintu masuk ruang
pertunjukan. Suara Gugun, vokalis Gugun Blues Shelter mulai terdengar dari
luar.
Belum sempat mengisi tenaga lagi,
penonton kembali bersorak seiring naiknya Tulus diatas panggung. Hampir semua,
penonton hapal lagunya. Terutama kaum wanita. Apalagi saat lagu Sepatu, hampir
tidak ada penonton yang diam. Sepertinya Tulus memang sangat digandrungi saat
ini. Setelah Tulus, masih ada Raisa, Naif dan Maliq & D’Essential yang ikut
memeriahkan acara. I’m really excited to
be a part of this history!
Ya, hari ini bisa dibilang hari
bersejarah buat MAC KKB IKOPIN –dan bahkan Ikopin. Acara terbesar yang pernah
diselenggarakan. Sasana Budaya Ganesha ikut menjadi saksi bisu sejarah itu. .
Tampang lelah diwajah panitia diakhir
acara malam itu seolah mengkomunikasikan sesuatu: YEAH WE DID IT! Lelah
terbayar sudah. Berbagai komentar dan apresiasi positif pun datang dari
berbagai kalangan, mulai dari teman sekampus, kopma rekanan, Dosen bahkan
Rektor. “Two thumbs up 4 MAC KKB IKOPIN… I’m so proud of you guys!” –Rektor berkomentar
di facebook. Ada juga pak Shofwan: “It’s
like mission impossible, but you did great, 4 MAC’10 everything is possible…..
Salam Kopassus”.
Inilah awal untuk melakukan hal
yang lebih besar. Kami percaya, Koperasi adalah harta karun bangsa Indonesia yang Lama terpendam dan
harus dibangkitkan kembali kejayaannya. Kalau ditanya apa kunci keberhasilan
acara ini? Bagi saya hanya satu: tekad yang kuat.
#Coopfest
#RisingTheNationTreasure
Komentar
Posting Komentar