Satu Titik Empat
Udara
semakin dingin. Kaki bergetar dengan sendirinya tanpa dikomando. Perapian yang
dibuat semalam kini hanyalah seonggok abu yang mengeluarkan asap. Pagi datang, cahaya
matahari mulai terlihat, menembus pepohonan pinus berbentuk batang-batang
cahaya.
Suara gaduh
beberapa pengunjung lain yang melewati sektor B membunuh sunyi pagi itu.
Diseberang sungai berdiri tenda panitia dan peserta pelantikan, tidak terdengar
suara dari sana. Gemerisik air sungai yang tidak begitu deras menambah kesan
sarkas nan kelam diseberang sana. Seolah baru saja terjadi peristiwa
menggemparkan.
Sementara
disini, alumni dan beberapa tatib saling bertukar cerita tentang kejadian apa
saja di adventure (baca:pos-posan)
yang baru saja selesai dilaksanakan. Kebanyakan adalah cerita lucu yang memicu
tawa. Tentang tingkah laku peserta disetiap posnya. Di pos kami pun, di pos 4 juga tidak sedikit cerita lucu dari peserta, yang baru melihat penampilan mereka saja, sudah ingin tertawa. Segelas bubur kacang ijo panas menemani mendengar cerita-cerita lucu itu. Ingin rasanya membaringkan tubuh ini
ditenda, terlelap dan menghilangkan perasaan aneh yang sedari subuh muncul
dikepala. Perasaan aneh yang sulit dideskripsikan, seolah lahir sesuatu yang
baru dikepala ini. Kadang terbesit pula pikiran yang sebenarnya tak tepat untuk
muncul saat itu, pikiran tentang dia, wanita (imajiner) yang beberapa bulan ini
mengacaukan pikiran dan perasaan. (Apaan -___-“)
Sesuai
rundown, pagi ini adalah puncak dari rangkaian acara pelantikan anggota MAC yang baru, angkatan 2014. Pagi yang akan menentukan berhasil atau tidaknya usaha kami dua bulan ini. Dua bulan dengan karakter dingin, yang jujur saja terkadang selalu ingin tertawa kalau diingat-ingat lagi. Kami pun berkumpul, berdiri dan membentuk lingkaran dan mulai berpikir teknis penculikan salah satu peserta, plan C yang sudah kami rencanakan. Kami mulai bergerak, dan dibantu beberapa kawan dari pemateri, akhirnya kami berhasil menculik --lebih tepatnya mengambil --salah satu peserta tanpa sepengetahuan panitia ataupun peserta. Tanpa bius ataupun obat tidur, semua dilakukan dengan rapih dan bersih.
Sejurus kemudian, tibalah saatnya heating time tingkat tinggi. Belum juga beberapa menit mereka beristirahat dari petualangan malam yang melelahkan, kami berlari dan berteriak ganas, “Panitia, peserta, baris!”, teriakan komando pertama memecah sunyi disambut suara hentakan sepatu panitia berlarian dari sarangnya. Bambu seukuran lengan tangan orang dewasa beberapa kali kupukul ketanah, kepohon dan ke tenda panitia. Luka kecelakaan kemarin pagi di kaki kiri ini seolah tak terasa lagi sakitnya. Stretching terakhir ini kami tidak sia-siakan. Beberapa peserta wanita terlihat ketakutan, berlari spontan tanpa memikirkan perlengkapannya.
Koortib (sebutan Koordinator Tatib) berdiri didepan barisan peserta. Tidak ada satupun wajah mereka yang ceria. Datar dan sendu. "Gak ada yang nunduk, woy!" teriakanku yang ke dua puluh tiga kali di pagi itu. Stok suara masih banyak, kebetulan berteriak juga membantu mengurangi dingin tubuh. Mereka masih belum sadar ada salah satu anggota mereka yang tidak dibarisan. Kupandangi wajah peserta satu persatu, seperti ada sesuatu yang hilang dari diri mereka. Pagi itu ramai dengan teriakan, tawa, tangisan dan drama. Semua suasana kemudian melebur menjadi satu di detik-detik akhir. Masing-masing menahan emosi sampai tiba pada waktunya melepas semuanya. Ada yang tiba-tiba tersungkur karena tak mampu manahan bendungan emosi didadanya. Seingat saya, hampir semua dari mereka (kecuali tatib, tentunya) mengeluarkan air mata, walau akhirnya air mata itu hilang tak tampak lagi, bersatu dengan air sungai bersamaan tubuh mereka yang diceburkan kesana. Korban penculikan yang polos itu kini ikut tertawa bersama kawan-kawannya yang lain.
Pemandangan yang indah sekali.
Pemandangan yang indah sekali.
Our new family |
Dua bulan
dengan karakter berbeda memang tidak mudah. Memang benar kawan, jadilah diri sendiri dan jangan mencoba menjadi orang lain. Selesai sudah tugas kami. Selamat datang keluarga baru, MAC satu titik empat!
Komentar
Posting Komentar