Cerita Praktek Lapang (Part 1)
Kalau di
kampus tetangga ada Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Kerja Praktek (KP), di kampus IKOPIN
juga ada kegiatan semacam ini untuk mahasiswa nya yang akan menuju tingkat
akhir: Praktek Lapang. Sebuah kegiatan dengan durasi kurang dari sebulan dimana
mahasiswa ditempatkan di koperasi-koperasi yang ada di desa (meski ada juga
yang dikota) untuk mendapatkan pengalaman lapangan dan pengetahuan pengelolaan
koperasi sebenarnya. Sebulan penuh cerita dengan pengalaman-pengalaman
berharga.
Pertama kali menginjakkan kaki di Ciamis, perasaan tenang dan 'kalem' merasuki dada. Mungkin karena kota ini tidak terlalu padat dan jalanan terasa begitu bebas untuk berkendara. Ya, sangat cocok untuk menenangkan diri dari keruwetan hidup di kota. Ada juga gunung-gunung yang siap didaki meski tidak begitu tinggi. Di kota ini juga ada gedung salah satu partai politik di Indonesia yang kemudian juga menjadi salah satu nama gunung disana, tak tahu dari mana asal-usulnya.
Alhamdulillah,
saya bersama 4 teman dari jurusan lain (Hamzah, Ira, Putri, Cyntia) di kelompok 17
ditempatkan di desa Handapherang, sebuah desa yang sudah mulai terbangun, sudah dialiri listrik, akses jalan mudah, ada angkot
(meski lewatnya hanya 2-3 jam sekali), ada sinyal HP (walaupun cuma Telkomsel yang bagus), dan jarak yang cukup dekat ke kota. Tidak terlalu pelosok seperti yang saya bayangkan diawal. Di sekitar desa banyak berdiri pondok pesantren sehingga dengan mudah menemukan santri-santri berjalan dengan sarungnya di pinggir jalan. Desa Handapherang, terletak di kecamatan Cijeunjing, bersebelahan dengan desa Cikatomas dan Cigembor. Belum begitu banyak kendaraan lalu lalang. Sawah-sawah disekitar desa kebanyakan sudah menguning, seiring dengan air yang memang sedang sulit karena musim kemarau. Meski kemarau, alhamdulillah kami masih bisa mandi 2 kali sehari meski terkadang harus bolak-balik mengambil air dari rumah sebelah.
Sawah di Desa Handapherang |
Di desa ini berdiri sebuah Koperasi Pondok
Pesantren (Kopontren) BMT Miftahussalam, yang kemudian menjadi tempat kami
untuk melaksanakan praktek lapang. Koperasi ini berada dalam naungan Yayasan
Miftahussalam, yang juga mengelola lembaga pendidikan mulai dari TK-SMA. Core business koperasi ini adalah simpan pinjam,
dengan kaidah syariah khas BMT. Banyak usaha warga desa yang terbantu dengan
bantuan pembiayaan dengan sistem bagi hasil. Social Impact nya tidak perlu dipertanyakan lagi. Hanya saja
masyarakat lebih mengenal koperasi ini sebagai lembaga keuangan, bukan koperasi
sebagaimana mestinya. Jatidiri koperasi nya belum sepenuhnya dijalankan. BMT memang dikenal sebagai lembaga keuangan dengan sistem syariah dengan target masyarakat menengah ke bawah.
Gain Grassroots Perpective
Minggu pertama disana kami lebih banyak berdiskusi dengan pak Hendra (Manajer Operasional) dan pak Yan (Manajer HRD). Sambil mencoba menggali informasi lebih dalam tentang pengelolaan BMT. Selain di desa Handapherang sebagai pusat, BMT juga memiliki 2 cabang lain untuk melayani lebih banyak nasabah(anggota) yaitu di pasar manis ciamis dan daerah pejaten/lingkar selatan. Di cabang BMT pasar, berhadapan tepat dengan stadion Galuh kebanggan warga Ciamis dengan klub PSGC nya. Untuk menunjang kelancaran pembayaran angsuran, ada 4 orang Account Officer yang juga bertugas sebagai Collector yang setiap hari ditugaskan ke rumah-rumah anggota untuk keperluan penarikan tabungan dan tagihan. Dari para kolektor ini lah kami belajar banyak hal di lapangan. Melihat lebih dekat kehidupan masyarakat desa handapherang.
A Ihsan, senior AO yang selalu semangat bekerja di lapangan yang tak kenal panas dan selalu sabar menghadapi anggota dengan karakter bermacam-macam. Kadang keluar dari rumah dengan tangan kosong, gak di waro (baca: tidak digubris), bahkan juga dapat ceramah gratis dari ibu-ibu yang belum bisa membayar. Tapi dari itu semua kami mendapatkan cerita-cerita seru tentang perjuangan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebuah pengalaman berharga yang tak bisa didapat jika hanya duduk dibalik meja.
A Ihsan di lapangan |
Cerita di desa handapherang tidak akan selesai hanya dalam satu halaman blog. Banyak cerita dan hal-hal baru yang kami alami bersama keluarga baru kami disini. Tentang bagaimana praktek lapang membuatku semakin jatuh cinta dengan konsep koperasi yang dapat membatu masyarakat kecil. Tentang praktek lapang yang kemudian mengenalkan kami dengan teman baru, perspektif baru, tempat-tempat liburan tersembunyi, juga bahkan (di kelompok kami) ada yang dapat pacar baru! Haha
Disini lah kami membuat momen-momen yang kelak akan kami kenang. Sebagai sebuah cerita seru di masa kuliah dengan berbagai pengalaman bahagia, sedih, dan penuh drama.
Semoga masih bisa kutuliskan cerita lain di bagian ke-2. (To be continued....)
Komentar
Posting Komentar