Nasi Kuning Mama Udin
Salah
satu dari sekian banyak hal yang bikin betah hidup di kampung halaman adalah
pilihan makanan yang banyak, enak, mudah ditemukan, dan harganya yang jauh
lebih murah. Setelah beberapa bulan kembali dan menetap di kota kelahiran, saya
bersyukur masih bisa menemukan dan menikmati beberapa makanan atau jajanan masa
kecil dulu —yang masih terekam kuat di memori. Seperti misalnya, putu (bukan
jajanan kue putu seperti yang ada di Jakarta, ya!) yang terbuat dari beras
ketan putih atau hitam dan dimakan bersama sambal duo penja, kombinasi terbaik
untuk menu sarapan di pagi hari, apalagi kalau menikmatinya di pinggir
pantai teluk palu 😉
Selain
putu, ada juga nasi kuning, menu andalan sejak dulu, dengan harga murah, enak
dan porsi yang pas. Flashback ke jaman SD dulu,
sewaktu harga nasi kuning masih lima ratus perak, warung favorit untuk
menyantap nasi kuning enak adalah warung milik mama udin. Kami biasa
menyebutnya nasi kuning mama udin. Biasanya kalau sudah jam istirahat, saya
langsung berlarian ke warung untuk mengantre bersama anak-anak lain demi
mendapatkan satu piring kecil nasi kuning mama udin! Kadang kalau telat
istirahat, jadi tidak kebagian karena habis hahaha
Ternyata,
sampai sekarang usaha nasi kuning mama udin yang legend ini masih ada dan tetap
bertahan, meskipun kemarin waktu mampir kesana katanya sudah tidak jualan lagi
di sekolah salah satunya karena faktor pandemi ☹️
Lokasi warung nasi kuning mama udin sekarang |
Kerennya,
rasa nasi kuning mama udin sekarang masih sama persis dengan nasi kuning yang
saya coba kurang lebih 15 tahun yang lalu! porsinya juga tidak jauh berbeda,
potongan ikan suwirnya saja yang lebih banyak. Untungnya lokasi jualannya masih
di sekitaran sekolahan kami jadi lebih mudah mencarinya.
Bagi
pendatang yang baru pertama kali berkunjung ke Palu, biasanya orang-orang akan
menyarankan untuk mencoba makanan khas seperti kaledo, sup ubi, sayur kelor,
ikan penja, uta dada, lalampa, dll —atau membeli bawang goreng khas sebagai
oleh-oleh.
For
me personally, jika ingin menikmati sarapan seperti warga lokal pada umumnya, I
would recommend untuk mencoba nasi kuning yang banyak tersebar dan dijajakan di
pinggir jalan pada pagi hari (ada juga yang buka di malam hari). Akan sangat
mudah ditemukan di seantero kota, pedagang yang menjajakan nasi kuning (biasanya dibungkus
dengan daun pisang) dengan 4 lauk pilihan: ikan, daging sapi, ayam
atau telur. Kalau sedang berkunjung ke Palu, mungkin bisa coba nasi kuning
daging di depan masjid raya baiturrahim Lolu (Jl. Mesjid raya) dengan harga 13
ribu (harga saat ini tahun 2020).
Sebenarnya
masih banyak lagi menu makanan khas kaili atau bugis di Palu yang sayang untuk
dilewatkan, insya Allah nanti kalau ada kesempatan akan coba review atau sharing makanan-makanan lebih banyak disini. Sekian
dulu saja tulisan random kali ini.
Sampai
jumpa lagi :)
Komentar
Posting Komentar