Mindset Yang Menenangkan
Sudah cukup lama tidak menulis seri refleksi #UstNuzulDzikriSeries, terakhir dua tahun lalu. Padahal sudah cukup banyak pelajaran berharga yang didapat dari kajian Ustadz yang sangat bermanfaat untuk kehidupan. Insha Allah kali ini akan share salah satu highlight yang sangat membekas dan alhamdulillah konsep ini kalau dimengerti dan dijalankan akan membuat hidup jauh lebih tenang. I already proved it myself.
Banyaknya
muncul problem mental health akhir-akhir ini, biasanya karena terlalu banyak
memikirkan hal-hal yang tidak perlu dan diluar kendali, sehingga muncul kecemasan
yang sebenarnya bisa diminimalisir. Juga karena kadang ketika seseorang merasa
tidak berdaya, self-esteem yang rendah dan merasa jadi ‘korban’ dari kehidupan
yang keras atau merasa hak dia sebagai manusia tidak ditunaikan oleh pihak lain.
Semua bersumber dari mindset ‘menuntut hak’ yang sejatinya membuat kita makin
lemah, selalu cemas, dan hidup tidak tenang terus menerus. Padahal kalau saja bisa
mengerti konsep ini dan mulai shifting our mindset to the right one,
inshaAllah kedepan akan lebih optimis dan lebih berdaya.
Sebenarnya
ini adalah konsep sederhana, yang mungkin sebagian besar dari kita sudah paham,
tinggal pengaplikasiannya saja yang mungkin masih sulit. Sebuah konsep untuk menunaikan
hak semua pihak dan menjalankan kewajiban kita sebaik dan semaksimal mungkin.
That’s sounds simple, but how to implement it and stay with it, that’s not
that easy. Apalagi kalau suka lupa dan pengennya menuntut hak kita ke orang
lain terus.
Dengan
memahami bahwa kita diperintahkan untuk menunaikan hak dan kewajiban kita ke
semua pihak, tanpa mengharapkan balasan dan imbalan dari orang lain, insya
Allah hidup akan jauh lebih nyaman dan tenang. Apalagi kalau kita niatnya
memang untuk ibadah: menjalankan perintah Allah dan berharap pahala hanya dari
Allah, bukan mengharap balasan dari orang lain.
Dan
bicara tentang hak, tentunya prioritas utama kita adalah menunaikan hak Rabb
kita, Allah azza wa jalla, dengan hanya beribadah dan men-tauhidkan Nya. Kemudian
hak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan mengikuti konsep dan pola
atau sunnah Beliau, baru kemudian hak pihak terdekat dengan kita, seperti orang
tua, pasangan, anak-anak, saudara, tetangga, kerabat dekat dan lain-lain.
Tentunya kita tidak akan bisa maksimal untuk menunaikan hak semua pihak, maka
prioritaskanlah paling tidak untuk Allah dan Rasulnya kemudian keluarga kita. Dan
jangan pernah mengandalkan kemampuan diri sendiri, selalu berdoa dan minta
kekuatan dari Allah. Karena ini semua butuh iman, butuh keyakinan bahwa hak
kita yang mungkin belum ditunaikan di dunia, akan kita dapatkan di hari yang akan
diadili oleh sang Maha Adil dan Bijaksana. InshaAllah.
I
think that’s enough for a little and simple reflection, pesan dan reminder untuk saya sendiri
juga. Semoga bermanfaat, sampai jumpa di seri #UstNuzulDzikriSeries lainnya,
inshaAllah.
Go and forget~ |
Komentar
Posting Komentar