Bună from Bucharest!

Ada satu keputusan besar di tahun ini yang menjadi salah satu tipping point dan mengubah arah hidup kedepan. Keputusan yang awalnya tidak pernah dibayangkan sebelumnya, bahkan cenderung dihindari karena baru mendengar namanya saja sudah cukup membuat anxiety dan overthinking muncul kembali. Keputusan itu adalah lanjut sekolah alias kuliah lagi. Ya, melanjutkan S3 atau PhD adalah hal besar itu. Sebenarnya sejak menulis master thesis di tahun lalu, sudah ada tawaran dari supervisor untuk melanjutkan topik riset saya ini tentang just transition, namun waktu itu masih agak ragu karena menganggap kapasitas kognitif belum memadai apalagi lumayan struggle waktu menulis tesis ini hehe


Sampai kemudian di awal tahun ini, (selang beberapa bulan dari sidang tesis di bulan Juni tahun lalu), ada satu opportunity yang cukup menarik, yang singkat cerita saya kemudian mencoba untuk apply dan alhamdulillah diterima. Program ini sebenarnya hampir mirip dengan program erasmus mundus (master) yang saya ikuti, namun kali ini di level studi yang berbeda. Namanya MSCA, kepanjangan dari Marie Skłodowska-Curie Actions, adalah program doktoral dan post doctoral yang inovatif karena kita bisa mengkombinasikan dunia akademik dan industri, jadi kalau diterima karir kedepan tidak hanya terbatas di dunia akademik saja alias multi pathway. Seperti erasmus yang juga pindah-pindah negara (mobility), program ini juga mengharuskan fellows untuk mengambil kesempatan training, secondment dan belajar baik di negara-negara yang tergabung di Uni Eropa atau negara mitra. Monggo yang mau tau lebih tentang program ini bisa googling MSCA Doctoral Network.


Kenapa kemudian memutuskan untuk mengambil kesempatan ini? pertama, tidak seperti program doktoral pada umumnya, desain program MSCA ini sangat unik, tidak hanya fokus untuk mencetak doktor yang ingin berkarir sebagai akademisi atau dosen, tapi juga mereka yang ingin mengejar karir di luar akademik seperti di industri atau entrepreneurship nantinya. You can decide your own future after completing your PhD. Kedua, kesempatan untuk kembali belajar dan melanjutkan topik penelitian yang sudah dimulai, kebetulan program ini fokus ke salah satu topik yang saya cukup familiar dan sangat dekat dengan kita warga Indonesia: informal economy. Yang ketiga juga karena penelitian ini akan fokus ke Indonesia sehingga semoga bisa berkontribusi untuk negaraku tercinta. Keempat, tentunya  kesempatan travel, broaden the horizon to see some cities in eastern europe dan tentunya untuk personal and professional growth kedepan. Ada banyak alasan lain sebenarnya dan opportunity cost yang hilang yang sempat bikin berpikir dan refleksi agak lama untuk ambil kesempatan ini.


Mungkin nanti kedepan (in sya Allah) akan lebih banyak cerita suka duka pengalaman lanjut sekolah lagi ini, terutama karena kampusnya ada di eropa timur yang sepertinya masih belum banyak mahasiswa Indonesia yang tertarik belajar kesini, apalagi program S3 nya hehe. Kebetulan saya mendapat kampus di ibukota Rumania, salah satu negara anggota EU bagian timur, di kota Bukares tepatnya di University of Bucharest. Saat menulis ini saya sudah berada di Bukares, dengan cuaca lumayan dingin (apalagi untuk orang yang biasa tinggal di equator line) karena sebentar lagi sepertinya akan masuk winter. Tentu setelah melewati proses mengurus administrasi pendaftaran sekolah, visa dan paperwork lainnya yang cukup menguras waktu dan energi.  Tapi alhamdulillah Allah mudahkan segala prosesnya sampai tiba disini di akhir bulan November ini.


Piata Universitate
Rektorat University of Bucharest



Sedikit cerita tentang impresi awal tiba disini, setelah belasan jam perjalanan udara, suasana kota ini begitu berbeda jika dibanding dengan Torino ataupun Paris, atau dengan majority western countries. Salah satu perbedaanya mungkin bisa dilihat dari model bangunannya, bisa dirasakan aura sejarah post-communism di negara ini. Kedua adalah pengguna mobil disini banyak sekali dibanding dengan sepeda, orang-orangnya yang ramah dan living cost disini relatively lebih murah. Sebagai gambaran harga satu kilo beras disini kurang lebih 8 lei atau sekitar 27rb rupiah, sedangkan waktu di Paris hampir 90rb perkilonya. Biaya hidup disini jauh lebih murah dari mayoritas negara eropa barat.


Segitu dulu cerita singkat dari Bukares, in sya Allah will share more in the future tentang life as a PhD student di Rumania, semoga ada waktu buat nulisnya hehe in sya Allah



One of the parks here in Bucharest - Izvor Parc



 

Komentar

Postingan Populer