We know, but still do it
Baru-baru ini saya random mencoba membaca kembali tulisan-tulisan lama di blog ini yang ditulis beberapa tahun lalu. Banyak juga tulisan reflektif tentang kajian agama, misalnya tentang bagaimana seharusnya seorang muslim mengambil keputusan, atau menentukan standar kebaikan, dan poin-poin pelajaran lainnya mungkin mudah untuk dipahami, namun implementasi di kehidupan nyata tidak semudah yang dibayangkan. Beberapa tulisan yang pernah saya rangkum dalam hashtag #UstNuzulDzikriSeries ini, membacanya kembali setelah beberapa tahun, saya malu sekaligus sadar betapa lemahnya kita sebagai manusia, yang mungkin sudah diberi berbagai macam ilmu agama, namun masih saja gagal mengimplementasikan ilmu yang didapat di kehidupan sehari-hari. Kita mungkin tahu betapa berbahayanya dampak dari sebuah maksiat, misalnya berghibah, namun kita tidak mampu menggunakan ilmu ini di waktu yang tepat saat kita berkumpul dengan teman-teman kita dan kembali jatuh ke salah satu dosa besar ini.
Knowledge tentang agama memang tidak menjamin, karena banyak orang yang sudah “mengaji” pun tetap jatuh ke dalam dosa karena ilmunya masih sebatas pemahaman semata. Seperti kata Ustadz Nuzul hafizhahullah, bahwa kita ini harus selalu minta pertolongan agar diberikan ilmu yang bermanfaat oleh Allah, agar kita bisa mampu mengaplikasian ilmu tersebut dikehidupan nyata, di waktu dan tempat yang benar. Karena banyak fenomena orang-orang yang sudah mengaji yang masih tetap melakukan dosa, padahal dia sudah tau dampaknya tapi tetap terjatuh mungkin karena lingkungan yang penuh fitnah dan hanya mengandalkan dirinya sendiri tanpa meminta pertolongan Allah.
Doa yang sering-sering harus kita baca:
“Allahumma inni as-aluka ‘ilman naafi’a wa rizqon thoyyibaa wa ‘amalan mutaqobbalaa] “Ya Allah, aku memohon pada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang thoyyib dan amalan yang diterima” (HR. Ibnu Majah no. 925, shahih)
Dan juga khusus untuk berlindung dari ilmu yang tidak bermanfaat:
“Ya Allah … aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu’, dari jiwa yang tidak merasa puas, dan dari doa yang tidak didengar (tidak dikabulkan).” (HR. Abu Dawud no. 1548, An-Nasa’i no. 5536, dan Ibnu Majah no. 3837. Hadits ini shahih.
Semoga kita ditolong Allah agar bisa punya ilmu yang bermanfaat, yang tidak hanya sebatas pemahaman tapi benar-benar menancap ke hati sehingga bisa kita aplikasikan dikehidupan kita sehari-hari. Terlebih dengan banyaknya ilmu yang kita dapat setiap hari, semakin besar pula tanggungjawab untuk memanfaatkan ilmu ini. Semoga Allah memudahkan dan memudahkan urusan kita semuanya aamiin allahumma aamiin
Biking with reflection time |
Komentar
Posting Komentar